Jakarta, 6 Agustus 2025 — Kepala Pusat Kerja Sama Internasional (Kapuskersin) TNI Laksamana Pertama TNI Donny Suharto mengatakan, TNI harus mampu menjaga kepentingan nasional di panggung internasional dengan cara menerapkan diplomasi militer. Upaya diplomasi ini menjadi ujung tombak TNI membuka komunikasi dengan negara lain di tengah maraknya konflik antarnegara.
“Kita hadir bukan untuk menakuti, tetapi meneguhkan perdamaian. Kita berdiri bukan untuk mengancam, tetapi menjaga kehormatan bangsa,” kata Donny saat membuka Rapat Koordinasi Teknis Kerja Sama Internasional (Rakornis Kersin TNI) di Mako Akademi TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, seperti dikutip dari siaran persnya, Rabu (6/8/2025).
Donny menilai, diplomasi militer yang dapat dilakukan bukan hanya sekedar kunjungan kenegaraan dan latihan bersama saja. Metode diplomasi ini bisa berupa kerja sama pengembangan senjata, kerja sama intelijen, promosi industri pertahanan serta saling adaptasi terhadap ancaman teknologi tinggi.
Diplomasi ini akan membuka kesempatan Indonesia untuk mempertahankan eksistensi kekuatan pertahanan di mata dunia sekaligus dapat mempererat hubungan bilateral antarnegara.
Pakar Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah yang juga hadir sebagai pembicara dalam Rakornis itu juga sependapat dengan Donny.
Menurut Rezasyah, TNI berperan penting menjembatani kepentingan politik luar negeri Indonesia dengan kebutuhan stabilitas kawasan. Karenanya ia mendorong agar Indonesia memainkan peran aktif sebagai qualified middle power dengan TNI sebagai garda depan diplomasi pertahanan yang berbasis prinsip bebas aktif dan Pancasila.
“TNI harus menjadi pelopor dalam memelihara perdamaian kawasan secara terhormat dan bermartabat,” kata Rezasyah.
Karena itu dengan adanya rapat koordinasi ini, Rezasyah berharap seluruh jajaran TNI dapat menyatukan langkah untuk mempertajam upaya diplomasi militer menciptakan perdamaian dunia dan stabilitas kekuatan di kawasan.
Sebelumnya, selama menjabat Kapuskersin TNI, Donny telah melakukan ragam upaya penguatan jejaring diplomasi militer. Salah satu upayanya yakni ketika ia memimpin pelaksanaan Military Attaché Gathering 2024 yang mempertemukan atase pertahanan dari negara-negara sahabat dengan pelaku industri pertahanan RI.
Donny diketahui sebagai salah satu lulusan terbaik Warfare and Strategy Course (WSC), sebuah program pendidikan strategis yang digagas oleh Menteri Pertahanan RI saat itu, Prabowo Subianto. Latar belakang ini yang memperkuat kemampuannya sebagai perwira diplomatik karena memiliki wawasan strategis dan pemahaman tentang doktrin pertahanan negara.
(***)
Komentar